CINTA
Ilutrasi diambil dari Google |
Banyak orang yang
bertanya, “apa itu cinta?”. Terkadang aku pun juga menanyakan hal yang sama.
Apa itu cinta? Seperti apa rasanya cinta? Apakah ada ukuran pada suatu cinta?
Apakah sama cinta dengan pengorbanan? Atau justru cinta membutuhkan suatu pengorbanan?
Aku hanya ingin
menulis. Tidak sebagai pakar cinta atau dokter cinta. Namun, membicarakan cinta
adalah hal yang paling umum dan lumrah. Meskipun sebagian menganggap pembahasan
tentang cinta membosankan, namun di sisi lain akan menjadi hal yang sangat
dibutuhkan, terutama bagi mereka yang sedang merasakannya.
Bagiku, cinta adalah
anugerah terbaik yang diberikan Tuhan. Cinta itu sejatinya tersemat dalam diri
seseorang. Dan cinta adalah perasaan yang dapat dirasakan terpisah dari
rasa-rasa yang lain. Cinta tidak dapat membaur dengan rasa yang lain. Cinta
selalu menemukan tempatnya sendiri dalam diri seseorang. Ia tidak dapat menjadi
satu dengan rasa benci, kesal, kecewa atau suka sekalipun.
Ketika ada benci dan
cinta sedang tumbuh dalam diri seseorang, sejatinya setiap orang akan dapat
menempatkan cinta berbeda dari rasa bencinya. Seringnya, cinta mengalahkan rasa
benci. Karena bagiku, cinta selalu memiliki kekuatan yang dapat menaklukan rasa
yang kontra terhadapnya. Seperti apa kekuatannya? Jawabannya ada pada diri
setiap orang yang merasakannya. Karena cinta tidak berwujud fisik, walaupun Ia
dapat bermetafora dalam wujud seseorang. Kalau ungkapan dan sentuhan fisik
seseorang atas dasar rasa cinta, itu hanyalah ‘keturunan’ dari cinta yang
berhasil tumbuh dalam diri seseorang. Cinta yang tumbuh adalah suatu bentuk
keagungan dari cinta. Walaupun begitu, cinta tidak perlu diagungkan. Cinta
telah agung dengan sendirinya.
Apakah ada cinta yang
tidak tumbuh dalam diri seseorang? Jawabannya, tidak ada orang yang tak
memiliki cinta dalam dirinya. Cinta selalu tumbuh dalam diri seseorang. Ia
tidak perlu dipupuki atau dipelihara. Namun, cinta selalu butuh keterbukaan
dari seseorang. Tanpa adanya keterbukaan, cinta hanya bisa tumbuh dan sangat
kecil kemungkinannya untuk mempengaruhi seseorang. Dan ini yang sering aku
sebut sebagai kelemahan dari cinta. Karena, cinta selalu butuh keseimbangan
terhadap diri dan jiwa seseorang. Percuma cinta tumbuh, namun di sisi lain
seseorang menyangkalnya dan menutupinya dengan perasaan-perasaan yang lain.
Lalu, seperti apa
rasanya cinta? Bagiku, rasanya adalah suatu kebahagiaan yang tidak ternilai dan
sangat menenangkan. Tidak ada cinta yang menyakitkan. Karena orang yang
menganggap cinta itu menyakitkan hanya karena Ia menutup dirinya terhadap
cinta. Dan, menutup diri terhadap sesuatu yang bahagia itu menyakitkan.
Cinta sendiri tidak
memiliki ukuran, seberapa besar atau seberapa kecil. Cinta tidak mengenal usia
atau ukuran. Ia selalu mengalir dalam kadar yang sama dalam diri seseorang.
Selalu ada. Seringnya, keterbukaan dan ketertutupan seseorang mempengaruhi
bagaimana cinta mengalir di dalam diri. Dan ini pula yang sering dianggap
sebagai ukuran. Jika sedang mencintai atau merasakan cinta, perasaan itu
sejatinya sama. Sama terhadap bagaimana seseorang terbuka atau tertutup pada
cinta.
Cinta juga tidak perlu
perngorbanan. Aku sepakat dengan perkataan, “kalau kamu cinta, maka kamu gak
perlu merasa berkorban.” Sangat sepakat. Cinta itu kebahagiaan. Kebahagiaan
butuh keikhlasan. Jadi cinta selalu berjalan lurus dengan keikhlasan. Kalau
merasa berkorban, berarti ya tidak cinta (khususnya pada suatu hal/orang).
Berarti tidak ada dalam diri seseorang perasaan cinta kepada orang yang membuat
Ia berkorban terhadapnya. Misalnya, seorang Ibu tidak akan pernah merasa
berkorban pada anaknya saat Ia menyusuinya, membesarkannya, karena Ia cinta. Ia
bahagia melihat anaknya tumbuh. Walau pada akhirnya, setiap orang memiliki
nasib-nasibnya sendiri.
Aku hanya merasa,
betapa beruntungnya orang yang sangat terbuka pada cintanya. Ia akan hidup
dalam kebahagiaan. Selalu ada tempat dan selalu ada perasaan bahagia karena
suatu cinta. Aku hanya berharap, aku dapat lebih dewasa mengalungkan cintaku,
kebahagiaanku dan hidupku pada seseorang nantinya. Sinyal seperti hati
‘dug-dug’ saat merasakan tentang seseorang dengan cinta yang penuh, itu sungguh
hebat.
Bersyukurlah kalau kamu
adalah orang yang sangat terbuka pada cinta. Jangan biarkan cintamu terjebak
dalam labirin hidupmu. Dan yakinlah, meski begitu Ia tetap akan mengalir
selamanya dalam dirimu. Buka lah pintu selebar-lebarnya bagi cinta. Karena
Tuhan sangat menyayangi hamba-Nya yang hidup dan berlaku karena cinta. Ar-rahman
Ar-Rahim.
Malang, 26 November
2013
- AAA -
No comments:
Post a Comment
Silahkan komen yaa