Saturday 1 February 2014

Janji



Aku pernah berucap padanya. Tentang janji yang kuhaturkan sebagai tiket menuju harapan baru. Sebuah janji yang telah berumur tahunan. Sebuah janji yang kali ini terasa baru lahir kemarin sore. Menodongku dengan ucapan penuh harap. Bertanya sampai mana telah kucicipi manisnya janji.
Dan sadar lah kini, janji itu terlalu sombong untuk diucapkan oleh seorang pejuang yang belum lagi mengasah pedang dan tersesat di atas medan perang. Membikin perasaan menjadi takut dan beringsut malu.
Meski begitu, janji tetap lah janji. Menepati janji adalah harga mati. Bukan karena gengsi yang terlibat, tapi karena hati tentu tak kuasa terus menerus dikuliti oleh kata-kata. Entah seperti apa cara penebusannya.

Malang 1 Februari 2014
Aqsha Al Akbar

2 comments:

  1. Berjanji itu memang mudah..
    Kayak makan rujak pagi-pagi.
    ada yang tahan, ada pula yang kena diare.
    sama semua tentang hidup.
    kalau nggak bahagia, ya sengsara.
    Udah nggak tahan, ya sabar nunggu mati..

    ReplyDelete
  2. Uda gini semua kembali pada yg di Atas. JanjiNya kekal. Semoga jalanNya membimbing terus untuk kita tepati.

    ReplyDelete

Silahkan komen yaa