Monday 3 March 2014

Romantisme Ketakutan


Karena memang aku mencintainya dari sisi takutku. Takut menerima rasa yang muncul. Takut pada pengakuanku. Takut pada ungkapan cinta. Takut pada penolakan. Menjadi sedemikian romantis dalam ketakutan.

“Aku berusaha mati-matian mengumpulkan keberanian untuk mengatakan semua ini padamu,” aku berlatih di hadapan tembok.

Tak khusyuk. Azan tiba-tiba memanggil, menghentikan latihanku yang kesekian kalinya. Selesai shalat, aku kembali duduk di depan laptop. Kebetulan ada internet yang menyediakan perahu untuk berlayar menuju pelabuhan dirinya. Kupandangi wajahnya dalam bingkai layar social media. Dari senyumannya seolah memberi setangkai cinta di taman kecilku.

“Aku mencoba untuk mengakui, bahwa kamu sesungguhnya yang aku cinta. Terimalah cintaku!” di sela mimpi kecil, aku bersenggama dalam bayang-bayang cinta.


Malang, 3 Maret 2014
Aqsha Al Akbar

1 comment:

Silahkan komen yaa