Bertahun-tahun mereka mengekangku
Mengajariku perihal cinta dan khianat
Mempertontonkanku pada sakralnya sebuah akad
Seraya membujukku pada keluguan waktu yang sedemikian asing aku pahami
Di mana-mana cinta dan rindu, kata mereka
Di mana-mana setia dan janji
Sementara aku terbungkus semakin di jejak-jejak ingatan mereka
Di kelopak bulan aku mengeringkan luka
Menyusun kembali lengang lesu pengharapan
Jibril telah melupakanku,
Ketika aku mengimani dosa yang bahagia
Sampai kini aku mengupas-ngupas kayu
Meminyakinya dengan air mata
Membikinkan sebuah kapal,
Sebuah pelayaran dan perjuangan yang kusiapkan
Ternyata memang kembali tentang cinta
Yang menggilaiku sebentar-sebentar
Ketika langit bertukar warna dan suasana
Membacakan cuaca saat akan membelah samudera
"Dunia baru", katanya tanpa ia tahu aku sudah tercabik berkali-kali 11 tahun lamanya
"Lembar baru", katanya tanpa ia peduli bahwa aku telah sedemikian pasrah pada asmara
"Janji baru", ucapnya tanpa sekalipun ia memperingati bahwa terdapat racun pada ikrar
Rasanya kini wajah hendak berlari dari sebuah fase
Karena, dengan apa lagi aku akan dapat meminta maaf pada rasa malu dan salah, jika nantinya harus kembali menjadi jejak lusuh di ingatan baru?
Jakarta, 2023
Aqsha Al Akbar
No comments:
Post a Comment
Silahkan komen yaa