Sunday 8 December 2013

Selebaran “Ayo Ayo”




Aqsha Al Akbar

Aku belum menyerah pada seribu dua malam yang menerorku.
Belum cukup merubuhkan satu atau dua jiwa yang mengamuk.
Aku bertulang batang pena dan berdarah anggur.
Masih kuat menerjang sisa-sisa kefanaan.

Aku telah berdiri sepanjang nasib menertawakan.
Sepanjang guratan nyawa sepenggal leher.
Aku kan menang meski pikiran digertak selongsong besi.
Kan tetap berdiri meski sepasang kaki ringkih terpatri.

Aku tak jua menyiakan sebait kebenaran.
Meski berpuluh lembar cek milyaran berterbangan di langitku.
Aku tak akan mengkhianati, sekalipun perjuangan ucapan protes.
Aku justru bangga berdiri bersama mereka yang dinista.

Aku hanya kepingan berlian seorang Munir.
Penantang kebenaran yang hakiki.
Aku hanya sedikit urat dari amarah Kartini.
Perintis kesetaraan di atas perbedaan yang diganggu.


Lelaki gagah berani.
Selalu kupuja dalam lautan pikiran.
Perempuan lantang berseru.
Selalu kuabadikan dalam kotak-kotak memori.

Aku, masih terlalu muda.
Belum cukup untuk melihat kenyataan pasti.
Namun, hati diperas terus. Dipaksa terus.
Biar lah aku segera meniti jalan itu.

2012,September.

No comments:

Post a Comment

Silahkan komen yaa