Aqsha Al Akbar
Aku belum
menyerah pada seribu dua malam yang menerorku.
Belum cukup
merubuhkan satu atau dua jiwa yang mengamuk.
Aku bertulang
batang pena dan berdarah anggur.
Masih kuat
menerjang sisa-sisa kefanaan.
Aku telah berdiri
sepanjang nasib menertawakan.
Sepanjang
guratan nyawa sepenggal leher.
Aku kan menang
meski pikiran digertak selongsong besi.
Kan tetap
berdiri meski sepasang kaki ringkih terpatri.
Aku tak jua
menyiakan sebait kebenaran.
Meski berpuluh
lembar cek milyaran berterbangan di langitku.
Aku tak akan
mengkhianati, sekalipun perjuangan ucapan protes.
Aku justru
bangga berdiri bersama mereka yang dinista.
Aku hanya
kepingan berlian seorang Munir.
Penantang
kebenaran yang hakiki.
Aku hanya
sedikit urat dari amarah Kartini.
Perintis
kesetaraan di atas perbedaan yang diganggu.
Lelaki gagah
berani.
Selalu kupuja
dalam lautan pikiran.
Perempuan
lantang berseru.
Selalu
kuabadikan dalam kotak-kotak memori.
Aku, masih
terlalu muda.
Belum cukup
untuk melihat kenyataan pasti.
Namun, hati
diperas terus. Dipaksa terus.
Biar lah aku
segera meniti jalan itu.
2012,September.
No comments:
Post a Comment
Silahkan komen yaa