Pada sebuah irama yang mengandung lara.
Saat kita saling mengintip dunia dalam bayang.
Kita bermain curiga, saat cinta mulai manja.
Saling menampar luka dengan kata.
Meski maaf selalu jadi penengah.
Tapi, akankah selamanya seperti itu?
Bukankah kita telah saling menjemput?
Bahkan ketika kita saling tidak tahu, sudah sejauh mana doa memanjat!
Aku mencintaimu.
Karena hanya namamu yang selalu aku bicarakan dengan waktu.
Hanya namamu yang aku semai di bukit rindu,
sampai aku dapat menikmati wajahmu sebelum aku tidur dan ketika aku membuka mata.
Hanya padamu segala rencana dan impian itu aku gariskan.
Jakarta, 12 Februari 2023
Aqsha Al Akbar